Hi guys! OK, belakangan ini, gw lagi jadi penonton sinetron. Yup, SINETRON! Semua prinsip yang gw buat sekokoh tembok, prinsip yang dengan lantang gw katakan, "Saya benci SINETRON!!!", akhirnya runtuh, kena bom molotov. And, in this case, bom molotovnya adalah . . .
Jeng-jeng!!! (Sumpah, 4LAy bgt gw pake "jeng-jeng")
Jeng-jeng!!! (Sumpah, 4LAy bgt gw pake "jeng-jeng")
(Btw, itu kenapa air matanya Mbak Hana cuma setengah?)
OK, 'bom molotov' ini sebenernya belum menghancurkan tembok prinsip gw. Retak mungkin iya. Gw sampe saat ini belum bisa mencintai sinetron dari negeri kita sendiri, dengan alasan, well, tau sendiri lah alasannya, gak perlu gw jelasin lagi. Tapi, sekokoh-kokohnya prinsip, gak bakal berkutik kalau Mama berkuasa atas remote TV (#hadeuh)
Gampang aja sebenernya buat gw menghindari nonton sinetron, ada Wi-Fi kok di rumah, tinggal internetan doang, dan gw lakuin itu all the time. Tapi, belakangan ini, gw lagi sering aja ikutan nimbrung kalau Mama lagi nonton TV, gak tau kenapa. Dan setelah gw ikutin jalan cerita nih sinetron beberapa episode terakhir (sumpah, addicting banget, padahal jalan ceritanya gampang bgt ketebak), ada satu hal yang bikin gw bingung.
Apakah bisa, janin bayi yang masih dalam kandungan dilakukan tes DNA?
OK, sinopsis dikit ya ceritanya (buat yang alergi, lanjut aja ke paragraf berikutnya). Sebelumnya Mbak Hana sudah komitmen berpisah dengan Mas Bram, setelah Mas Bram selingkuh lagi sama Karin (the bitch in this story), dan Karim klaim kalau dia lagi hamil anaknya Mas Bram. Mas Bram gak percaya kalau Karin hamil anak dia. Singkat cerita, Karin minta supaya Mas Bram tes DNA untuk membuktikan kalau yang bayi dikandung Karin tuh bener anaknya Mas Bram. And then, bla bla bla bla . . . (sumpah, males ngetiknya gw!)
We all know that, tes DNA adalah salah satu 'bumbu penyedap' yang biasa dilakukan dalam sinetron, film, FTV, and so on, buat bikin jalan ceritanya makin 'gurih' (well, salah satu penyebab sinetron bikin ketagihan). Tes DNA, adalah peringkat ketiga tindakan medis yang bisa bikin sinetron dari script awal 30 episode jadi 300 episode (peringkat pertama, tabrak lari dengan mobil, di mana si korban bukannya buruan lari, malah teriak; peringkat kedua, akibat kecelakaan tabrak lari, amnesia).
Dari sekian banyak adegan tes DNA yang pernah gw lihat, setahu gw, selalu dilakukan pada salah satu tokoh yang hidup (maksudnye???). Maksud gw adalah, yang di tes DNA nya itu selalu orang yang kelihatan (again, maksudnye???) Aduh, you know what I mean lah! Intinya, belum pernah ada adegan tes DNA pada janin bayi dalam kandungan. Of course, di sinetron CHSI, gak ada adegan tes DNA pada janin bayi si Karin. Still, yang bikin gw penasaran adalah, gimana caranya, tes DNA pada bayi dalam kandungan?
Awalnya, gw kira, ini cuma another medical scene mistaken yang biasa dibuat di sinetron. Buat loe-loe yang berasal dari background kesehatan, atau at least sedikit paham tentang ilmu kesehatan, pasti pada tau adegan kesehatan aneh yang sering terjadi di sinetron. Mau contoh, nih:
-Amnesia, dimana orang jatuh kejedut, hilang ingatan completely (tapi masih bisa ngomong), dan ingatan balik lagi karena jatuh kejedut lagi (???)
-Cairan infus, dimana orang sekarat (dying), dokter berusaha menyuntik sesuatu di kantong infus, dan si pasien mendadak sembuh (I mean, really?)
-Defibrillate (alat kejut untuk serangan jantung, yang kaya setrika itu), but with full clothes on.
-Buta karena kecelakaan, which is karena gangguan syaraf, bisa sembuh dengan operasi donor kornea mata
-Doctor-patient confidentiality yang disalah-gunakan, di mana sang dokter/suster bebas menceritakan sejarah penyakit pasien pada completely stranger.
-And so on, so on, , ,
Tapi ternyata, tes DNA pada janin bayi dalam kandungan kenyataanya memang ada!
Gw coba google-ing tentang tes DNA tersebut. Memang, gw gak berhasil dapat info dari sumber terpercaya. Mungkin karena background gw bukan dari kesehatan, gw jadi gak tahu di mana pusat informasi jurnal kesehatan online (mungkin karena gw males aja nyarinya).
Dari beberapa sumber yang gw dapet, untuk tes DNA janin bayi dalam kandungan, para pelaku kesehatan dahulu melakukannya dengan mengekstrak cairan ketuban/plasenta. Namun hal ini beresiko karena dapat menyebabkan keguguran. (Gue bukan orang kesehatan, tapi kalau dari logika gw, ya iyalah beresiko, bukannya ketuban/plasenta itu mudah rapuh ya? Correct Me If I'm Wrong)
Tapi ada cara lain untuk menghindari hal tersebut, berikut link-nya:
1. Link_1
Di websiter tersebut, dijelaskan bahwa mereka hanya cukup menggunakan sampel darah si ibu hamil. Tes yang mereka lakukan adalah memeriksa sampel darah ibu hamil, dan meneliti DNA janin dan DNA si ibu. Caranya dengan memisahkan sel darah. Dengan algoritma tertentu, data DNA
ibu akan disubstraksi dari data DNA pada plasma darah, yang sekitar
10%-nya berasal dari sel janin yang sudah rusak. Sel tersebut kemudian
dibandingkan dengan data DNA janin, sehingga peneliti dapat
memperkirakan DNA si ayah.
2. Link_2
Di website ini, penjelasannya tidak lengkap. Tapi, sepertinya, metode yang mereka lakukan sama dengan di website sebelumnya, yaitu menggunakan tes darah.
(Sekali lagi, gw bukanlah orang dari background kesehatan. Dan, link website yang gw cantumin, bukanlah website yang berisi jurnal-jurnal ilmu kesehatan, melainkan hanyalah website informasi biasa. gw gak berani menjamin, bahwa info yang mereka berikan benar adanya. Dan gw juga gak menjamin informasi yang gw berikan ini benar. CMIIW)
Ternyata, beneran ada tes DNA buat janin bayi dalam kandungan. Satu hal, kalau memang yang diberitakan dalam website yang gw cantumin itu benar adanya, salut deh gw sama teknologi kesehatan sekarang.
And also, kudos for sinetron Indonesia, yang sudah berani menceritakan tentang sebuah tindakan medis yang benar. Yah, setidaknya gak menyesatkan masyarakat lah (meskipun kalo menurut gw, sinteron itu sendiri cukup sesat, hahaha, just kidding!)
Well, setidaknya rasa penasaran gw terobati. Apakah gw masih akan menonton CHSI? Kayaknya gak deh, no matter how addicting it is! Mendingan ketagihan makan bubur aja. (Ooops, Tukang Bubur Naik Haji fans alert!!!)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar